1. Cerita yang Dipaksakan, Nggak Fokus ke Gameplay
Dulu, game itu simpel. Fokus utama ya gameplay, grafis, sama cerita yang bikin nagih. Sekarang? Banyak game yang malah sibuk banget nge-push isu-isu sosial, gender, ras, dan politik—padahal kadang nggak nyambung sama cerita utamanya. Bukannya bikin cerita makin seru, malah bikin momen-momen gaming terasa dipaksain banget. Alhasil, pemain malah jadi ngerasa kayak “dikasih ceramah” daripada menikmati game.
2. Karakter yang Tiba-Tiba Berubah Demi Agenda
Salah satu yang bikin frustrasi, karakter favorit yang dari dulu punya ciri khas dan cerita kuat, tiba-tiba diubah total demi “woke”. Contohnya, karakter ikonik yang jadi dirombak orientasinya, latar belakangnya dipelintir, cuma biar dianggap "inclusivity". Padahal fans lama ngerasa itu nggak ada hubungannya sama kualitas cerita. Jadinya? Fans lama kabur, fans baru pun kadang nggak terlalu peduli.3. Harga Mahal, Tapi Fokusnya Bukan di Kualitas
Coba lihat harga game AAA sekarang – bisa bikin dompet megap-megap! Tapi sayangnya, makin sering kita dapet game yang nggak fokus ke kualitas gameplay, malah sibuk promosiin pesan-pesan tertentu. Padahal, yang gamer cari itu hiburan, bukan seminar! Kalau memang mau edukasi lewat game, harusnya dibungkus dengan cerita dan gameplay yang benar-benar engaging, bukan sekadar tempelan.
4. Komunitas yang Kebagi Dua Gara-Gara Isu
Gara-gara agenda-agenda “woke” ini, komunitas gamer jadi terpecah. Ada yang pro, ada yang kontra, dan akhirnya malah bikin ruang diskusi tentang game jadi toxic. Padahal, dulu dunia gaming itu seru banget buat sharing tips, easter egg, atau sekedar nostalgia bareng. Sekarang? Rasanya malah ribet, semua bahas isu yang kadang nggak relevan sama gameplay.
5. Ada Banyak Pilihan Game Lain yang Lebih Fokus ke Fun
Untungnya, nggak semua game modern kayak gitu. Banyak developer indie yang malah bikin game seru dengan gameplay inovatif tanpa harus ngasih pesan-pesan yang terkesan dipaksain. Misalnya, game-game retro style, roguelike, atau game kreatif di genre simulasi yang cuma fokus bikin pemain seneng.
🎮 Rekomendasi Game yang Masih Worth It Buat Dibeli (Anti-Gimmick, Pro-Gameplay)
Kalau kamu cari game yang nggak neko-neko tapi tetap seru maksimal, ini dia beberapa rekomendasi dari tim Lorenime:
✅ Elden Ring
Open world + combat menantang + dunia gelap penuh misteri. Nggak ada agenda, cuma petualangan murni dan lore yang dalam banget.
✅ Hi-Fi Rush
Game ritmis dengan gaya cel-shaded yang colorful. Ceritanya ringan, gameplay-nya fun banget, dan penuh energi positif. Nggak ribet mikirin politik, cukup fokus nendang musuh pas beat-nya pas.
✅ Resident Evil 4 Remake
Klasik yang dikemas ulang tanpa buang ciri khasnya. Capcom paham fans-nya pengen nostalgia yang tetap fun, bukan "kuliah sosial". Atmosfer-nya dapet, gameplay-nya makin halus.
✅ Hades
Game indie dengan visual kece, gameplay roguelike yang adiktif, dan cerita mitologi Yunani yang ditulis dengan cerdas. Nggak ada agenda, cuma kualitas.
✅ Monster Hunter Rise / World
Main bareng temen, grinding monster, crafting gear, repeat. Simple, satisfying, dan nggak ada embel-embel pesan tersembunyi.
🔚 Kesimpulan: Pilih Game yang Bikin Kamu Bahagia, Bukan yang Ikut Tren Doang
Gamer sekarang makin cerdas. Kita nggak cuma ngeliat grafik atau studio besar, tapi juga nilai dari game itu sendiri. Kalau ceritanya maksa, karakternya aneh, dan feel-nya lebih mirip kampanye politik daripada hiburan, mending skip dulu deh.
Cari game yang beneran fun, punya gameplay solid, dan bisa bikin kamu senyum atau teriak excited sendiri. Karena di akhir hari, game itu soal escape, bukan debat kusir dunia nyata.
Stay kritis, stay fun, dan jangan lupa mampir lagi ke Lorenime buat insight jujur dan santai soal dunia gaming! 🎮🔥