Daftar Game Woke yang Gagal & Kenapa Gamer Mulai Menolak Membeli

Halo, sobat Lorenime! Beberapa tahun terakhir, dunia game makin rame. Tapi bukan cuma karena game-nya makin keren atau grafiknya makin realistis—melainkan karena isu yang makin "panas". Yup, yang dimaksud adalah tren game woke.

Apa sih "game woke" itu?
Sederhananya, ini istilah buat game yang terlalu dipenuhi agenda sosial-politik tertentu, yang kadang justru mengorbankan cerita, gameplay, atau karakter yang udah dicintai fans. Bukannya seru-seruan, malah jadi bahan debat sosial. Banyak gamer ngerasa game-game seperti ini lebih sibuk ngajarin nilai-nilai tertentu dibanding kasih pengalaman main yang menyenangkan.

Gamers Mulai "Melek": Hiburan Bukan Ceramah

Fenomena menarik muncul: semakin banyak gamer yang sadar dan memilih buat skip game-game berbau woke. Mereka merasa, "Gue main game buat hiburan, bukan buat diceramahin."
Dan jujur aja, wajar banget sih.


Coba inget game-game legendaris kayak Skyrim, The Witcher 3, atau Dark Souls. Mereka punya dunia yang luas, cerita yang mendalam, dan gameplay yang adiktif—tanpa perlu nyisipin pesan politik terlalu kentara. Fokusnya? Murni di kualitas.

Efeknya Mulai Terlihat

Nggak sedikit game woke yang flop di pasaran. Rating jeblok, review buruk, bahkan penjualan yang di bawah ekspektasi. Contohnya? Beberapa judul AAA yang budget-nya miliaran rupiah, tapi malah jadi bahan meme karena terlalu “maksa” bawa agenda.

Sementara itu, game indie atau klasik yang fokus pada gameplay solid dan cerita menarik justru makin digemari. Bahkan banyak gamer yang sekarang balik nostalgia, main ulang game lawas yang jauh dari isu-isu kontroversial.

Komunitas yang Semakin Kritis

Yang keren, komunitas gamer sekarang lebih vokal. Lewat review jujur di Steam, Reddit, atau YouTube, mereka nggak ragu buat kasih penilaian objektif. Kalau game terlalu "agenda driven", langsung kena semprot. Tapi kalau game bagus, jujur, dan fun—dipuji setinggi langit.

Ini jadi sinyal penting buat developer: dengerin suara gamer. Fokus ke kualitas, bukan agenda.

Contoh Game Woke yang Gagal Total

Nah, berikut ini beberapa game yang dianggap “woke overload” dan akhirnya gagal di mata gamer:

Assassin’s Creed Shadows 

Fans udah nunggu-nunggu tema samurai Jepang selama bertahun-tahun. Tapi pas diumumkan, karakter utama malah dipaksa diversity duo: samurai kulit hitam (Yasuke) dan ninja perempuan (Naoe). Bukan soal ras atau gender semata, tapi soal historisitas dan porsi narasi yang terasa dipaksa.
Hasilnya? YouTube trailer-nya banjir dislike, forum Ubisoft rame kritik, dan gamer bilang ini Assassin’s Creed paling out of touch.

Concord 

Game shooter PvP dari Sony ini malah langsung diserbu kritik sejak trailer pertamanya muncul. Kenapa? Karakter dan dialog-nya terlalu mirip film Marvel generik, dengan lelucon cringe dan kepribadian ala Twitter. Bukannya keren, malah kayak nonton sinetron remaja luar angkasa.
Reaksi gamer? "Nggak butuh Overwatch versi ‘sassy TikTok’." Plus design karakternya jelek jelek lagi.

Dragon Age: The Veilguard

Ini sih paling bikin fans patah hati. Franchise RPG legendaris Dragon Age kini berubah drastis. Karakter tampak diambil dari template diversity checklist, desainnya terasa overstylized ala kartun barat zaman now, bukan dark fantasy khas Bioware. Bayangin kamu main game malah diceramahi tentang topik non-binary.
Fans lama bilang, “Ini bukan Dragon Age, ini Dragon Woke.”

Forspoken 

Game ini sebenarnya punya potensi, tapi naskahnya terlalu dipenuhi one-liner “sassy” ala Tumblr dan karakter utamanya (Frey) ditulis seperti gabungan antara meme culture dan agenda empowerment berlebihan. Alih-alih relate, malah terasa basi.
Penjualan? Gagal. Review? Campur aduk ke negatif.

Kesimpulan: Main Game Buat Senang, Bukan Stress

Buat kamu yang udah mulai muak sama game woke, tenang, kamu nggak sendiri. Banyak gamer sekarang yang pengen balik ke esensi game yang sesungguhnya: hiburan, tantangan, dan pelarian dari dunia nyata.

Lorenime

Seorang cowo biasa yang kebetulan suka main games khususnya Resident Evil

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama