Relooted: Game Heist Woke Tentang Artefak Afrika yang Picu Kontroversi

Game bernama Relooted baru saja bikin heboh komunitas gamer. Bukan karena gameplay-nya yang revolusioner atau grafik yang bikin melongo. Tapi karena tema besar yang diusungnya: balas dendam budaya. Lewat genre heist ala Oceans Eleven, kamu akan berperan sebagai tim pencuri—tapi kali ini pencurian itu dilabeli sebagai “pengambilan kembali”.

Dalam dunia game yang makin banyak dipenuhi narasi sosial-politik, Relooted bisa dibilang sebagai produk paling woke yang berani menyorot kolonialisme Eropa dan bagaimana mereka menjarah artefak Afrika. Tapi tunggu dulu, apakah game ini berhasil menyuarakan keadilan? Atau justru terjebak dalam ironi satir yang memperkuat stereotip lama?


Mengembalikan Artefak, Tapi dengan Cara... Mencuri?

Konsep utama Relooted sebenarnya cukup menarik. Kamu bermain sebagai sekelompok karakter berkulit hitam dari berbagai negara Afrika yang berusaha mengambil kembali lebih dari 70 artefak bersejarah yang sekarang disimpan di museum-museum besar Eropa.

Mereka bukan sekadar pencuri. Mereka disebut sebagai pahlawan budaya. Dalam game, mereka punya spesialisasi: hacker, acrobat, lockpicker, hingga "curator-in-reverse". Semua ini dikemas dalam gameplay side-scrolling penuh parkour, strategi, dan stealth. Tidak ada kekerasan eksplisit. Murni soal otak dan koordinasi.

Tapi justru di sinilah muncul pertanyaan besar: kenapa menyuarakan keadilan budaya malah dibungkus dalam bentuk pencurian?


Woke atau Justru Menegaskan Stereotip?

Game ini jelas ingin bicara banyak soal warisan kolonial, dan aku pribadi bisa menghargai upaya itu. Tapi ironisnya, ketika kamu memilih karakter-karakter kulit hitam dan menjalankan misi mencuri dari museum Eropa, muncul bayang-bayang stereotip lama: “Orang kulit hitam suka mencuri.” Klise? Sudah pasti. Tapi kenapa malah dipakai?

Alih-alih memecahkan stereotip, Relooted justru seperti memperkuat narasi itu secara tidak langsung. Terutama karena para karakter tampil dengan gaya khas perlawanan: hoodie, dreadlocks, dan ekspresi muram. Kalau ini dimaksudkan sebagai satire, maka humornya terlalu kabur untuk bisa ditangkap semua orang. Tapi kalau ini serius? Maka pertanyaannya makin dalam: siapa sebenarnya target game ini?


Representasi yang Menjadi Bumerang

Relooted menampilkan dunia Afrika futuristik yang digambarkan sangat keren—warna cerah, latar cyberpunk, bahkan dialog yang diisi oleh aktor-aktor asli dari Afrika. Ini tentu langkah positif soal representasi. Namun ketika elemen budaya itu dikemas dalam narasi “mencuri untuk membalas pencurian”, yang muncul bukan inspirasi, tapi kesan seperti pembenaran kriminal.

Di saat industri game justru ingin membebaskan karakter kulit hitam dari bayang-bayang stereotip negatif, Relooted malah seolah “bercanda” dengan stereotip itu. Apakah ini kritik tajam terhadap sistem global yang hipokrit? Atau hanya usaha estetika untuk terlihat edgy?


Pesan yang Gagal atau Penekanan Satir?

Aku nggak bilang game ini buruk. Konsepnya unik, tampilannya keren, dan niatnya jelas kuat. Tapi penyampaiannya membingungkan. Jika kamu bukan pemain yang terbiasa membaca konteks politik atau sejarah kolonial, bisa saja kamu menangkap game ini hanya sebagai “simulasi mencuri yang dibenarkan karena dilakukan oleh pihak tertindas”.

Apalagi untuk pemain di luar Afrika yang tidak punya kedekatan emosional atau historis, game ini bisa jadi sekadar hiburan tanpa bobot. Yang bahaya? Kalau pesan “kebolehan mencuri karena balas dendam” ini dianggap normal.


Apakah Game Seperti Ini Layak Dibuat?

Jawabannya tergantung perspektifmu. Kalau kamu melihat game sebagai media ekspresi sosial dan sejarah, maka Relooted adalah eksperimen berani. Tapi kalau kamu mencari permainan yang netral tanpa embel-embel politik, jelas game ini akan terasa terlalu “menggurui”.

Aku pribadi melihat ini sebagai eksperimen sosial lewat media game. Tapi eksperimen pun harus dievaluasi. Dan kalau hasilnya justru membingungkan atau menyudutkan karakter yang ingin dibela, maka ini bukan sekadar soal “niat baik”—tapi juga soal eksekusi.


Kesimpulan: Game Heist dengan Rasa Polemik

Relooted adalah game yang mungkin tidak akan cocok untuk semua orang. Ia hadir sebagai produk politik yang dibungkus gameplay, dengan pesan yang ingin kuat tapi bisa terasa menyindir balik. Apakah ia woke? Jelas. Apakah ia berhasil? Itu tergantung kamu.

Tapi satu hal pasti: Relooted sudah membuka obrolan baru soal bagaimana game bisa jadi ruang debat sosial—dan di tengah industri yang terus berkembang, mungkin ini justru tujuan sebenarnya dari game seperti ini.

Lorenime

Seorang cowo biasa yang kebetulan suka main games khususnya Resident Evil

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama