Review Mario Kart World Switch 2: Balapan Seru dengan Drama Open-World

Jujur aja, aku nggak nyangka bakal menghabiskan lebih dari 35 jam dalam seminggu pertama bareng Mario Kart World. Tapi ya... itulah kenyataannya. Ini game baru pertama di seri Mario Kart setelah lebih dari satu dekade, dan rasanya? Segar banget. Tapi anehnya, bukan fitur barunya yang bikin aku betah main. Justru fondasi lamanya yang masih kokoh jadi alasan utama kenapa aku suka banget.

Ketika aku meluncur di lintasan klasiknya yang super detail, nyalip lawan sambil menghindari red shell, itu kerasa banget sebagai penerus layak dari Mario Kart 8 Deluxe. Tapi begitu masuk ke bagian dunia terbukanya, yang dihubungkan lewat jalan-jalan panjang yang kadang ngebosenin, rasanya kayak... eh, perlu ya konsep open-world gini? Untungnya, kontrol tetap sepresisi biasanya, musiknya gokil, dan vibe-nya masih Mario Kart banget: ringan, lucu, tapi bikin deg-degan.


Dunia Baru, Kart Lama

Dari segi visual dan performa, Mario Kart World beneran memaksimalkan potensi Switch 2. Gamenya stabil di 60 fps, baik di handheld maupun docked. Gaya seninya juga lebih kartun dan cocok banget dilihat di layar 4K atau 1080p. Dan airnya... serius deh, air di game ini bisa jadi alasan buat minta Wave Race baru ke Nintendo.

Drifting di 150cc memang butuh adaptasi—nggak seketat Mario Kart 8 Deluxe—tapi begitu udah klik, kerasa enak banget. Aku juga nggak kangen fitur kustomisasi kart. Sekarang tinggal pilih kendaraan dari banyak opsi yang langsung siap pakai. Hemat waktu, dan semua kelihatan keren. Detail kecil seperti animasi karakter waktu lompat, hujan setelah ada yang pake lightning, atau kart yang ‘gocek-gocek’ waktu kamu gerakin stick... semuanya nambahin pesona khas Nintendo.


Musiknya? Sumpah, Kayak Konser Ulang Tahun Mario

Soundtrack-nya luar biasa. Nintendo janjiin lebih dari 200 lagu baru, dan semua terasa kayak surat cinta untuk sejarah Mario. Ada sentuhan nostalgia dari SNES, pengingat ke Mario Kart jadul, sampai aransemen baru yang energik. Tapi sayangnya, fitur “Jukebox” di game ini kayak radio yang cuma bisa muter lagu random. Nggak bisa milih lagu favorit? Bikin frustasi sih. Apalagi mengingat game Nintendo lain udah kasih fitur itu dari dulu. Masih berharap ini diperbaiki lewat update nanti.


Ketika Open-World Malah Jadi Macet

Salah satu perubahan besar di World adalah format Grand Prix yang sekarang nyambung lewat jalan raya antar lintasan. Sayangnya, bagian jalan antar kurs ini seringkali panjang, lurus, dan membosankan. Kamu cuma nahan tombol gas sambil berharap nggak kena banana peel. Memang ada mekanik baru kayak wall-riding, rail grinding, dan charge jump—yang bisa jadi potensi besar di scene kompetitif online. Tapi ya, di jalanan lurus itu nggak terasa banyak artinya. Mungkin asyik di Time Trial atau track tertentu, tapi nggak semua bagian bisa mengakomodasi mekanik itu dengan baik.


Knockout Tour: Mode Terbaik Tapi Setengah Matang

Nah ini dia, mode baru yang paling keren: Knockout Tour. Bayangin kayak F-Zero 99 tapi versi Mario Kart. Tiap beberapa segmen balapan, 4 pemain terbawah dieliminasi. Seru, intens, dan bener-bener manfaatin dunia terbuka secara maksimal. Cuma sayangnya, main bareng teman secara online terbatas banget. Bahkan nggak bisa join publik match bareng teman. Padahal mode ini cocok banget buat party game online.


Item, Kostum, dan Unlock yang Bikin Elus Dada

Item baru kayak feather dan hammer cukup menarik, tapi bukan sesuatu yang revolusioner. Sementara itu, sistem unlock karakter dan kostum terasa... absurd. Kamu bisa dapetin karakter baru secara acak lewat efek item Kamek yang muncul di tengah balapan. Mau unlock semua? Harus ngandelin RNG (keberuntungan). Dan kostum? Terkait makanan yang kamu temukan di restoran Yoshi. Nggak jelas banget cara dapetinnya.

Sumber: mariocastle.it

Free Roam: Dunia Luas, Tapi Kontennya Kurang Greget

Free Roam itu seru buat eksplorasi santai. Ada misi P Switch, medali Peach, dan panel-panel rahasia. Tapi desain misinya repetitif, dan nggak ada sistem tracking progres yang jelas. Bayangin kamu udah nyelesain 100 misi, tapi nggak tahu sisa misinya di mana aja. Bikin frustrasi banget buat completionist.


Multiplayer Masih Jadi Kekuatan Utama

Kalau kamu main bareng teman di satu layar, Mario Kart World masih jadi pengalaman yang super fun. Tapi mode Knockout bisa bikin teman kamu nunggu lama kalau dieliminasi lebih awal. Battle Mode juga seadanya, cuma Balloon Battle dan Coin Runners, tanpa map orisinal khusus mode battle.


Kesimpulan: Masih Perlu Tune-Up Sebelum Jadi Raja Baru

Secara keseluruhan, Mario Kart World adalah awal yang menjanjikan buat era baru Switch 2. Tapi belum bisa dibilang pengganti 8 Deluxe sepenuhnya. Beberapa keputusan desain terasa setengah matang, dan fitur penting kayak 200cc serta custom items belum ada. Tapi fondasinya kuat banget. Kalau Nintendo terus kasih update konten dan perbaikan kayak yang mereka lakuin ke 8 Deluxe dulu, bukan nggak mungkin World bakal jadi versi ultimate Mario Kart di masa depan.

Lorenime

Seorang cowo biasa yang kebetulan suka main games khususnya Resident Evil

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama