Selamat datang kembali di Lorenime! Kali ini kita akan ngobrolin soal fenomena yang mulai sering dikeluhkan para gamer dan pengguna PC: kenapa game zaman sekarang makin lama makin berat, padahal visualnya makin keren? Jawabannya banyak, tapi salah satu faktor terbesarnya adalah Unreal Engine 5.
Mungkin kamu pernah lihat trailer game yang begitu realistis sampai kamu mikir, “Ini game atau film animasi Pixar?” Atau kamu penasaran kenapa GPU kamu berasa kerja rodi waktu main game baru, padahal dulu masih sanggup main game AAA tanpa kendala. Semua ini berkaitan erat dengan perubahan besar yang dibawa Unreal Engine 5 ke dunia pengembangan game.
Unreal Engine 5: Mesin Game Generasi Baru
Unreal Engine 5 adalah penerus dari Unreal Engine 4, dan perilisannya membawa angin segar sekaligus tantangan baru untuk industri game. Engine ini dirancang untuk mendorong batas teknologi sejauh mungkin, memungkinkan developer menciptakan dunia yang lebih luas, karakter yang lebih hidup, serta efek visual yang lebih mengesankan dari sebelumnya.
Berbeda dengan engine lama yang masih mengandalkan teknik penghematan performa seperti baking texture, pre-render lighting, dan LOD (Level of Detail) manual, Unreal Engine 5 memperkenalkan teknologi revolusioner seperti Nanite dan Lumen. Kedua teknologi ini menjadi pusat perhatian sekaligus penyebab utama meningkatnya beban hardware saat menjalankan game modern.
Nanite: Detil Tak Berujung, Performa Terkuras
Nanite adalah sistem virtualized geometry yang memungkinkan pemodelan objek dalam resolusi super tinggi langsung ditampilkan dalam game tanpa perlu dioptimalkan secara manual. Artinya, kamu bisa punya batu, dinding, atau karakter dengan jutaan polygon yang ditampilkan secara real-time tanpa kehilangan performa secara teori. Tapi dalam praktiknya, ini tetap memerlukan GPU dengan kemampuan besar dan bandwidth memori yang cepat.
Sebelum adanya Nanite, developer harus membuat beberapa versi dari satu objek dengan tingkat detail berbeda, agar objek jauh dari kamera tidak memakan performa tinggi. Tapi Nanite menghilangkan kebutuhan itu dan secara otomatis memilih tingkat detail optimal berdasarkan posisi kamera. Masalahnya, data yang ditampilkan tetap sangat besar, dan hardware yang lebih tua akan kewalahan menangani itu.
Lumen: Pencahayaan Real-Time yang Bikin Game Bersinar dan Panas
Selain Nanite, Unreal Engine 5 juga membanggakan Lumen, teknologi pencahayaan global illumination dan reflections secara real-time. Dengan Lumen, cahaya bisa memantul, menyebar, dan berubah secara dinamis sesuai perubahan lingkungan — tanpa perlu pre-baked lighting seperti di engine lama.
Cahaya matahari yang masuk dari jendela, bayangan yang bergerak saat karakter berpindah posisi, dan pantulan cahaya dari air — semuanya dihitung secara langsung oleh engine. Hasilnya memang sangat indah dan imersif. Namun di sisi lain, perhitungan real-time lighting ini sangat berat untuk CPU dan GPU, apalagi jika resolusi tinggi dan efek lain seperti ray tracing juga diaktifkan bersamaan.
Dunia Terbuka Tanpa Batas, Tapi Perlu RAM dan SSD Super Cepat
Unreal Engine 5 juga memperkenalkan sistem World Partition yang memecah dunia game jadi bagian-bagian kecil yang bisa di-stream secara dinamis. Artinya, game bisa punya dunia super luas seperti open-world tanpa harus loading screen berulang kali.
Sayangnya, fitur ini juga membawa konsekuensi. RAM akan digunakan lebih besar karena harus menyimpan lebih banyak data aktif sekaligus, dan SSD dengan kecepatan tinggi jadi wajib agar data bisa dibaca dan dimuat dengan cepat. Itulah kenapa game berbasis UE5 sering membutuhkan RAM minimal 16GB dan penyimpanan SSD NVMe supaya pengalaman bermain tetap mulus.
![]() |
Sumber: Hitmarker |
Contoh Game Unreal Engine 5 yang Menuntut Performa
Kalau kamu masih ragu apakah semua ini beneran berdampak nyata, coba lihat beberapa judul game terbaru berbasis Unreal Engine 5. Salah satunya adalah Black Myth: Wukong, game action RPG dengan visual spektakuler yang membuat banyak orang takjub sekaligus khawatir dengan spesifikasi minimalnya. Lalu ada Senua’s Saga: Hellblade II yang terkenal dengan penggunaan motion capture dan audio 3D yang ekstrem, ditambah efek pencahayaan yang sangat kompleks.
Ada juga The Matrix Awakens, demo teknologi dari Epic Games sendiri, yang berhasil membuat dunia virtual menyerupai kota nyata — lengkap dengan lalu lintas, cuaca, dan pencahayaan realistis — tetapi dengan kebutuhan hardware yang bisa bikin PC kentang kejang-kejang.
Apa Arti Semua Ini Buat Gamer dan Developer?
Buat gamer, terutama yang masih mengandalkan hardware generasi lama, ini bisa jadi tantangan besar. Beberapa orang mungkin harus menurunkan resolusi atau setting visual demi bisa main game baru dengan lancar. Dalam beberapa kasus, upgrade GPU, tambah RAM, atau ganti ke SSD bisa jadi jalan keluar, meski tentu butuh biaya tambahan.
Buat developer, Unreal Engine 5 menawarkan potensi luar biasa, tapi juga meningkatkan kompleksitas produksi dan tanggung jawab optimisasi. Game yang terlihat bagus tidak cukup — ia juga harus berjalan dengan baik di berbagai perangkat. Banyak studio indie atau studio kecil masih berhati-hati menggunakan UE5 sepenuhnya karena tuntutan teknis yang tinggi dan potensi kesulitan saat porting ke platform lain.
Unreal Engine 5: Indah, Canggih, Tapi Berat
Kesimpulannya, Unreal Engine 5 adalah tonggak besar dalam evolusi teknologi game. Dengan fitur-fitur seperti Nanite dan Lumen, dunia virtual kini bisa terasa lebih nyata dari sebelumnya. Tapi kemajuan ini datang dengan harga yang tidak murah — baik untuk developer yang harus mengoptimalkan game mereka dengan cermat, maupun untuk gamer yang harus siap dengan perangkat keras kelas atas.
Jadi kalau kamu merasa game zaman sekarang makin berat, bukan karena developernya malas optimasi atau game-nya belum selesai. Bisa jadi karena engine yang mereka gunakan — seperti Unreal Engine 5 — memang membawa pengalaman visual yang jauh lebih kompleks dan menuntut dari sisi teknis.
Itu dia ulasan lengkap dari Lorenime. Semoga artikel ini bisa bantu kamu paham kenapa banyak game modern sekarang terasa "berat di jalan". Kalau kamu punya pengalaman main game UE5 atau bahkan sedang belajar develop pakai UE5, share juga ceritamu di kolom komentar ya!