Setahun sudah berlalu sejak Concord diluncurkan—dan langsung tenggelam. Game ini menjadi salah satu kegagalan paling besar dalam sejarah industri video game modern. Bahkan media-media arus utama yang biasanya loyal membela studio AAA pun tak bisa menutup-nutupi kenyataan pahit ini. Nama “Concord” kini bahkan jadi istilah baru untuk menjuluki kegagalan besar, seperti "a failure of Concordian proportions" atau "you’ve been Concorded." Singkatnya: game ini sudah jadi lelucon internasional.
Namun baru-baru ini, Concord kembali mencuat ke permukaan. Bukan karena game-nya membaik, melainkan karena dibahas langsung oleh Hermen Hulst—CEO Sony’s Business Group—dalam sesi Fireside Chat. Hulst menjelaskan bahwa mereka telah mengambil pelajaran dari blunder Concord dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dalam proyek live-service berikutnya, khususnya Marathon, game baru dari Bungie.
Sayangnya, pernyataan tersebut justru memunculkan banyak keraguan baru.
Alasan Kegagalan Concord: Bukan Sekadar Kompetisi Pasar
Hulst menyebut penyebab utama kegagalan Concord adalah karena game tersebut rilis di tengah pasar yang "hiper-kompetitif" dan gagal menarik perhatian komunitas. Meskipun ada benarnya, pernyataan ini jelas mengabaikan dua masalah besar yang paling banyak dikritik oleh gamer: desain karakter yang jeklek dan harga game yang dipatok $40.
Desain karakternya disebut terlalu generik, tidak punya daya tarik visual, bahkan cenderung "kaku" dan terlalu mengikuti tren "woke" tanpa nilai artistik yang kuat. Banyak gamer merasa karakter-karakter dalam Concord terasa seperti checklist politik, bukan tokoh yang dirancang untuk menciptakan ikatan emosional atau identifikasi pemain.
Dan ironisnya, dengan kualitas seperti itu, Concord malah bukan game free-to-play. Harga $40 terasa terlalu mahal untuk sebuah game yang tak punya konten memikat, dan gagal menghadirkan pengalaman yang unik.
Marathon Mengulang Kesalahan yang Sama?
Yang bikin lebih miris, Concord dibahas bukan karena Sony ingin refleksi jujur, tapi sebagai pembuka jalan untuk promosi Marathon. Hulst menyebut Marathon sebagai game yang “inovatif, berani, dan sangat menghibur.” Tapi komunitas gamer justru melihat tanda-tanda bahwa sejarah akan terulang.
Marathon sudah dapat banyak kritik, bahkan sebelum rilis. Lagi-lagi, desain karakter dinilai hambar dan tak menarik. Latar dunia yang seharusnya menarik malah terasa datar. Dan ya—lagi-lagi bukan free-to-play.
Dengan semua kemiripan ini, janji bahwa Sony akan “menghindari kesalahan Concord” terdengar seperti retorika kosong—hanya demi menenangkan investor yang mungkin tidak paham betul soal reaksi keras komunitas gaming terhadap Concord maupun Marathon.
![]() |
Sumber: Reddit |
Sony Tak Yakin Sendiri, Bungie Diambang Krisis?
Menambah keraguan, beredar rumor bahwa Sony telah membatalkan semua rencana marketing berbayar untuk Marathon. Kalau benar, ini bisa jadi tanda bahwa Sony sendiri sudah mulai pesimis terhadap potensi sukses game tersebut.
Sementara itu, Bungie sebagai pengembang Marathon juga sedang terjebak dalam pusaran kontroversi. Ada laporan tentang budaya kerja toksik di internal studio, konflik antara developer dan manajemen, hingga skandal pencurian aset seni—yang sudah terjadi empat kali. Masalah-masalah ini tak hanya menurunkan reputasi studio, tapi juga memupus semua goodwill yang sebelumnya dimiliki oleh komunitas gamer terhadap mereka.
Forbes bahkan melaporkan Bungie sedang dalam kondisi "free-fall" dan menegaskan bahwa mereka "tidak akan selamat" jika Marathon gagal. Sayangnya, justru Marathon tampak mengulangi semua kesalahan Concord: gaya visual yang datar, elemen desain woke yang tidak menyatu, dan model bisnis yang membebani pemain.
Kesimpulan: Gagal Baca Pasar dan Terlalu Fokus Pada Agenda
Concord seharusnya jadi wake-up call bagi Sony dan studio-studio besar lainnya. Tapi sejauh ini, respons mereka masih terasa setengah hati. Daripada benar-benar mendengar kritik dari gamer, mereka justru lebih fokus pada narasi untuk investor—menyalahkan "pasar kompetitif" dan menghindari isu-isu utama seperti desain karakter yang jeklek, narasi yang terlalu politis, serta model harga yang tidak realistis.
Jika Sony dan Bungie benar-benar ingin Marathon sukses, mereka harus berhenti memaksakan idealisme yang tidak disukai mayoritas gamer. Dunia game butuh cerita menarik, karakter yang berkesan, gameplay yang solid—bukan hanya simbolisme kosong atau checklist keragaman. Tanpa perubahan arah yang radikal, nasib Marathon bisa jadi bahkan lebih parah daripada Concord.