Aku nggak tahu kamu ngerasain juga atau nggak, tapi makin ke sini, aku makin sering kecewa sama game-game baru. Mereka kelihatan keren banget di trailer, bikin mata langsung berbinar. Tapi begitu dimainin? Ternyata nggak sebagus yang dibayangkan. Ini bukan soal ekspektasi ketinggian, tapi soal gimana banyak game modern sekarang cuma fokus ke grafis—alias jadi eye candy—sementara bagian penting lainnya kayak diabaikan.
Kesan pertama memang penting, tapi masa iya kesan pertama doang yang dibagusin?
Grafis Gila-Gilaan Tapi Gameplay B aja
Aku nggak anti game bagus secara visual, bahkan aku juga kagum lihat betapa realistisnya dunia yang bisa dibangun pakai Unreal Engine 5 atau teknologi ray tracing sekarang. Tapi grafik itu ibarat kulit luar. Begitu kamu kupas, kamu pengin isinya juga kuat dong: gameplay solid, cerita masuk akal, dunia yang hidup.
Masalahnya, banyak banget game sekarang yang ngerasa cukup kalau visualnya udah wah. Gameplay jadi numpang lewat. Cerita? Klise. Interaksi NPC? Datar. Bahkan animasi kadang nggak nyambung sama ekspresi karakter. Rasanya seperti disuguhi kue mewah tapi isinya cuma angin.
Contoh Game yang Jadi Bukti
Aku kasih contoh biar kamu kebayang. Ingat Forspoken? Waktu diumumin, visualnya gila banget. Dunia open-world luas, efek magic keren, lighting realistis. Tapi begitu rilis, banyak orang ngerasa kayak ditipu. Ceritanya cetek, dialognya malah bikin malu, dan gameplay-nya repetitif.
Lalu ada juga The Day Before—game yang awalnya digadang-gadang jadi gabungan The Last of Us dan The Division. Trailernya bikin orang heboh. Tapi kenyataannya? Game-nya buggy, kosong, nggak ada konten berarti. Bahkan akhirnya ditarik dari Steam dan studionya bubar. Ironi banget. Yang Terbaru Star War Outlaw. Itu game grapik nya gila gilaan untuk dipandang. tapi pas kamu main paling ga setengah jam kamu bakal ngerasa bahwa game ini kosong, mulai dari ai npc yang braindead, gameplay busuk, story mid, plus kurangnya kebebasan didalam game. ini game pake embel-embel outlaw tapi di ingame pun kamu gak bisa mencuri satu vehicle pun atau killing spree npc di free roam.
Kenapa Hal Ini Bisa Terjadi?
1. Marketing Lebih Gede dari Produksi
Studio besar sekarang sering lebih banyak buang duit ke bagian promosi daripada buat benerin isi game-nya. Trailer sinematik dibuat semegah mungkin, padahal gameplay aslinya nggak sekeren itu. Jadi kita kayak dibohongi bungkusnya.
2. Teknologi Grafis Semakin Murah
Dengan tool modern, studio bisa bikin dunia yang kelihatan mahal dengan biaya lebih rendah. Tapi bikin cerita bagus, sistem pertarungan unik, atau AI pintar? Itu perlu waktu, ide, dan passion—yang kadang nggak diprioritaskan.
3. Rilis Terburu-buru Demi Cuan
Terlalu banyak game sekarang yang dilepas ke publik sebelum beneran matang. Mereka lebih mikirin jadwal rilis dan target penjualan ketimbang kepuasan pemain. Akibatnya? Kita disuruh jadi beta tester berbayar.
4. Kurangnya Inovasi dan Nyali
Studio gede sekarang jarang mau ambil risiko. Mereka main aman: bikin open world generik, kasih crafting system, tambahkan skill tree, dan udah. Semua kelihatan lengkap, tapi berasa datar. Jarang ada yang berani beda.
![]() |
Sumber: GAMINGbible |
Masih Ada Harapan?
Meski kecewa, aku nggak sepenuhnya pesimis. Masih ada developer yang mikirin kualitas secara utuh. Contohnya Baldur’s Gate 3. Game itu nggak cuma bagus secara visual, tapi juga punya cerita luar biasa, pilihan moral yang berdampak, dan sistem pertarungan taktis yang bikin nagih. Lalu ada juga Tunic dan Hades, dua game indie dengan visual artistik yang unik tapi gameplay-nya padat dan berkesan.
Artinya: bikin game bagus itu nggak harus bergantung ke grafis doang. Kalau studio besar aja bisa lupa soal ini, semoga studio kecil bisa jadi penyelamat.
Penutup: Kekecewaan Itu Datang dari Harapan
Aku bikin tulisan ini karena aku peduli. Karena aku suka game. Karena aku berharap industri ini bisa terus berkembang—nggak cuma dari sisi teknologi, tapi juga dari sisi nilai dan jiwa di dalam game itu sendiri.
Dan jujur, aku kecewa. Bukan karena aku benci game-game modern, tapi karena aku tahu seharusnya mereka bisa lebih dari ini. Sayangnya, yang terjadi sekarang: terlalu banyak yang menjual "cangkang indah", tapi kosong di dalam.