Kalau kamu ngikutin dunia game, terutama acara penghargaan kayak The Game Awards 2024, kamu pasti tahu betapa hebohnya momen ketika Astro Bot diumumkan sebagai Game of the Year. Iya, game platformer lucu-lucuan itu berhasil nyalip para kompetitor berat dan ngebawa pulang piala paling bergengsi malam itu.
Tapi... beneran nih Astro Bot layak menang GOTY? Jujur ya, aku nggak bisa tinggal diam. Bukan karena aku benci game-nya, tapi karena secara objektif dan dari segala aspek, ada beberapa game lain yang jauh lebih pantas dapet gelar itu. Salah satunya? Black Myth: Wukong.
Sekilas Tentang Astro Bot: Manis, Tapi Itu Aja
Aku nggak mau ngurang-ngurangin apa yang dicapai Astro Bot. Game ini lucu, cerah, dan punya desain level yang kreatif. Dari sisi teknis, Team Asobi bener-bener tahu caranya bikin platformer yang terasa mulus dan penuh kejutan kecil. Bahkan bisa dibilang, ini versi upgrade dari Astro's Playroom yang sempat jadi demo “sensorik” DualSense PS5.
Tapi ya... Astro Bot tetap “cuma” platformer. Genre yang notabene sudah jenuh dan jarang banget bawa inovasi besar, apalagi yang bisa bikin kita duduk terdiam mikirin narasi atau keputusan yang kita ambil dalam game. Dia seru, tapi sekilas. Dia lucu, tapi cepat lupa. Pengalaman yang kamu dapet bukan pengalaman yang ninggalin bekas dalam.
Masuk Black Myth: Wukong — Si Penantang Sejati
Nah, sekarang kita ngomongin Black Myth: Wukong, game yang jadi simbol bagaimana industri game Tiongkok bisa melesat keluar dari bayang-bayang barat dan Jepang. Ini bukan sekadar Soulslike yang nyoba ikut-ikutan Elden Ring. Ini adalah game dengan identitas budaya kuat, visual menakjubkan, dan gameplay berat tapi memuaskan.
Waktu aku pertama kali lihat trailer-nya, aku mikir, “Ini kayak mimpi buruk FromSoftware yang jadi kenyataan.” Dunia mitologinya hidup, sistem kombatnya brutal dan variatif, dan kualitas grafisnya... jujur, bisa bikin kamu mikir dua kali: ini game atau film CGI?
Kalau kita ukur dari sisi teknis, artistik, dan bahkan impact budaya, Black Myth: Wukong jauh lebih monumental dibanding Astro Bot. Dia bawa pengalaman baru, bukan sekadar nostalgia dalam balutan kontrol modern.
Kriteria GOTY Harusnya Apa, Sih?
Kita sering lupa bahwa penghargaan Game of the Year itu bukan cuma soal “game paling seru” atau “game yang bisa dimainin sama semua umur.” Harusnya, GOTY itu game yang:
-
Mendorong batasan industri.
-
Menyentuh emosi pemain dengan cara yang belum pernah dicoba.
-
Membawa identitas dan visi kuat.
-
Meninggalkan kesan mendalam setelah kredit terakhir selesai.
Sayangnya, Astro Bot gagal di semua poin itu. Dia bermain aman, terlalu manis, dan terlalu ringan untuk bisa disebut “yang terbaik dari semuanya.” Bahkan dibandingkan dengan pesaing lain seperti Alan Wake 2, Final Fantasy VII Rebirth, atau Baldur’s Gate 3, rasanya kurang “berat” untuk jadi GOTY.
![]() |
Sumber: Stealth Gaming |
Mungkinkah Ini Soal Politis?
Jujur aja, makin ke sini, The Game Awards makin kelihatan kayak acara PR raksasa. Banyak yang percaya bahwa penghargaan sekarang bukan lagi sepenuhnya soal kualitas, tapi lebih ke arah “siapa yang main aman, siapa yang bisa dinikmati mayoritas, siapa yang paling ramah brand.” Dan Astro Bot punya itu semua. Dia game family-friendly, eksklusif PlayStation, dan pastinya gampang dipromosikan.
Sedangkan Black Myth: Wukong? Game dari studio independen Tiongkok, penuh kekerasan dan misteri, dan mungkin nggak seaman itu buat dijadikan pemenang global. Walau secara kualitas, dia bisa ngalahin banyak game barat.
Jadi, Siapa GOTY Sejati?
Kalau kamu tanya aku — dan banyak gamer lain yang nonton dan main sendiri semua game itu — pemenang GOTY sejati di 2024 itu bukan Astro Bot. Gelar itu lebih pantas dikasih ke Black Myth: Wukong, atau minimal salah satu game dengan visi kuat lainnya. Game yang bener-bener bikin kita berkata, “Game ini ngerubah cara aku lihat industri game.”
Penutup: Saatnya Jujur
Aku ngerti nggak semua orang akan setuju. Tapi kita perlu jujur: Astro Bot adalah game bagus, tapi bukan masterpiece yang pantas jadi Game of the Year. Kita butuh lebih dari sekadar game yang “enak dimainkan.” Kita butuh game yang mengguncang.
Dan tahun itu, Black Myth: Wukong adalah guncangan yang seharusnya dirayakan.