Sebagai pecinta anime dan manga shounen, kita semua tahu Luffy. Topi jerami, tawa khas, semangat membara, dan loyalitas tinggi ke teman-temannya. Tapi semakin lama aku mengikuti One Piece, makin terasa satu hal: Luffy itu nggak berkembang.
Iya, dia makin kuat, makin punya banyak aliansi, dan sekarang bahkan jadi Yonko. Tapi sebagai karakter utama? Dia nyaris sama aja kayak waktu pertama kali berlayar dari East Blue. Coba deh pikirin baik-baik: ceroboh? Masih. Sembarangan ambil keputusan? Masih. Nggak pernah belajar dari kesalahan? Yup. Bahkan di saat genting pun, dia bisa seenaknya teriak atau bikin onar. Kalau ini bukan karakter stagnan, lalu apa?
Harus Dibedakan: Power Development ≠ Character Development
Ini poin yang sering banget fans lupa atau sengaja abaikan:
Luffy berkembang secara kekuatan (power development), tapi tidak berkembang secara kepribadian (character development). Luffy belajar Haki, bangkitin Gear 5, ngalahin Kaido, dan sekarang dianggap Joy Boy baru. Tapi itu semua cuma perkembangan power level, bukan perkembangan karakter. Dia jadi lebih kuat secara fisik, tapi secara emosional dan mental? Masih sama kayak dulu. Sementara karakter lain di dunia fiksi—terutama sesama tokoh utama shounen—biasanya tumbuh juga secara kepribadian seiring meningkatnya tantangan yang mereka hadapi. Dan itu yang bikin mereka terasa manusiawi, bukan cuma jadi mesin pukul.
Bandingkan dengan Naruto: Si Bodoh yang Tumbuh
Dulu Naruto juga bodoh dan impulsif. Tapi beda banget sama Luffy, Naruto berkembang. Naruto dari awal adalah anak yang ditolak dan haus perhatian. Tapi seiring waktu, dia belajar empati, tanggung jawab, bahkan diplomasi. Dia tumbuh jadi pemimpin yang bisa menengahi perang besar dan menyatukan dunia shinobi. Bahkan kamu bisa ngerasain banget transisi Naruto dari anak iseng yang nulis jurus terlarang, jadi ninja serius yang tahu pentingnya pilihan dan pengorbanan. Luffy? Masih nendang musuh dulu, mikir belakangan.
Ichigo: Dari Remaja Biasa ke Pejuang dengan Beban Dunia
Ichigo di Bleach juga awalnya tipikal anak remaja pemarah dan cuek. Tapi perjalanan dia penuh konflik batin. Dia berkali-kali mempertanyakan identitas, fungsi kekuatan, bahkan tujuannya bertarung. Kematian ayah angkatnya, kehilangan kekuatan, dan tekanan untuk terus bertarung demi orang lain membuat Ichigo bertransformasi secara emosional dan mental. Luffy? Kehilangan Ace memang momen emosional, tapi setelah time skip, dia balik lagi jadi... ya gitu-gitu aja. Nggak ada kedewasaan emosional yang benar-benar terasa.
![]() |
Sumber: Quora |
Kenapa Luffy Dibiarkan Tidak Berkembang?
Jawabannya kemungkinan ada di cara Eiichiro Oda membangun Luffy bukan sebagai karakter yang berubah karena dunia, tapi karakter yang tetap sama untuk mengubah dunia. Kedengarannya keren di teori, tapi dalam praktiknya... kadang bikin jenuh. Bayangin kamu udah ngikutin ribuan chapter dan ratusan episode, tapi tokoh utama kita masih reaksioner, nggak pernah introspeksi, dan nyaris nggak pernah mikir panjang. Sementara karakter lain di sekitarnya—Nami, Sanji, Robin, Zorro—justru dapet perkembangan lebih nyata. Lucunya, malah karakter pendukung yang terasa lebih hidup dan manusiawi dibanding Luffy.
Konsekuensi dari Karakter yang Tidak Tumbuh
Luffy jadi terasa out of place di dunia One Piece yang makin rumit. Politik Tenryuubito, misteri Void Century, konflik ideologis antara Pemerintah Dunia dan Revolusi—semua ini butuh karakter utama yang bisa memahami dunia dari berbagai sisi.
Tapi Luffy tetap seperti anak kecil dalam tubuh pria dewasa. Dan ini bukan cuma soal dia naif atau polos—ini soal dia nggak pernah tumbuh sebagai individu. Dan dalam cerita yang makin dalam dan kompleks seperti One Piece, karakter utama yang nggak berkembang secara psikologis bisa terasa dangkal dan kurang relevan.
Haruskah Luffy Berkembang?
Banyak fans garis keras mungkin bilang:
“Itulah Luffy! Dia nggak perlu berubah!”
Tapi menurutku itu pembelaan yang malas.
Dalam cerita epik sepanjang ini, penonton berhak dapet karakter utama yang tumbuh seiring cerita. Naruto dan Ichigo berhasil kasih itu. Kenapa Luffy nggak?
Kesimpulan: One Piece Hebat, Tapi Luffy Gagal Berkembang
Aku suka One Piece. Dunia dan lore-nya luar biasa. Tapi jujur, Luffy kadang bikin frustrasi. Di saat cerita makin dalam, karakter utama kita malah stagnan. Bandingkan dengan Naruto yang tumbuh jadi pemimpin, atau Ichigo yang semakin memahami identitasnya, Luffy justru terlihat datar. Selalu marah, selalu lapar, selalu nekat. Dan itu sayangnya bikin Luffy terasa seperti karakter kartun, bukan manusia sungguhan. Mungkin udah saatnya Oda kasih Luffy momen refleksi yang beneran. Bukan cuma time skip fisik, tapi juga time skip batin. Karena dunia One Piece layak punya karakter utama yang tumbuh sekuat dunia yang dia lawan.
Udah kuduga adminnya emg g suka wanpis
BalasHapus