Dulu, aku masih sering buka IGN atau PC Gamer tiap kali ada game baru keluar. Entah sekadar cari tahu nilai review-nya, atau pengen baca opini mereka soal gameplay dan fitur. Tapi makin ke sini, rasanya mereka bukan lagi nulis buat gamers kayak aku dan kamu. Mereka nulis buat mesin pencari. Artikel mereka penuh jargon marketing, clickbait, dan kadang malah nggak nyentuh hal-hal teknis yang justru penting buat pemain.
Game rusak, penuh bug? Di-review tetap 8/10. Visualnya biasa aja? Dibilang “stunning”. Gameplay repetitif? Mereka bilang "immersive". Lama-lama aku mikir, mereka ini beneran main gamenya nggak sih?
Kasih Nilai Tinggi Buat Game Setengah Matang?
Salah satu momen paling bikin aku ilfeel itu pas lihat game yang jelas-jelas belum jadi, penuh bug, bahkan performa ngedrop di semua platform… tapi tetep dapet skor tinggi dari media besar. Kayak Star Wars Outlaws misalnya—game penuh bug, aset daur ulang, dan performa yang buruk. Tapi di review, mereka lebih fokus pada elemen cinematic dan cerita ketimbang ngebahas masalah teknis yang jelas bikin pengalaman main jadi amburadul.
Kayak nggak seimbang gitu loh. Padahal buat kita para pemain, hal paling penting itu justru pengalaman mainnya, bukan sinematik atau agenda marketing publisher.
Terlalu Fokus ke Isu Sosial, Lupa Esensi Gamenya
Satu lagi yang bikin aku makin skeptis: kadang review mereka terlalu sibuk ngomongin hal-hal di luar game itu sendiri. Kayak representasi karakter LGBTQ+, pesan sosial, atau opini politik dari si developer. Bukan berarti hal itu nggak penting ya, tapi kalau review game jadi lebih banyak ngomongin soal itu dibanding kualitas gamenya, terus ini review buat siapa?
Aku main game buat nikmatin gameplay, mekanik, dan dunia fiksinya—bukan buat diceramahin soal politik atau identitas gender.
Review dari Gamer Lebih Jujur dan Relevan
Sekarang, aku lebih milih nonton review dari YouTuber kecil, baca komentar di Reddit, atau ikut diskusi di forum Discord. Mereka biasanya lebih jujur, lebih detail, dan yang paling penting: mereka ngomong dari perspektif pemain. Bukan dari sudut pandang yang harus "netral" atau harus menjaga hubungan baik dengan publisher. Bahkan streamer kecil yang cuma punya 200 subscriber kadang bisa kasih insight lebih real soal game baru daripada media besar yang dibayar buat promosi.
Kesimpulan: Trust No Journalist, Trust Gameplay
Buat aku sekarang, kalau mau tahu suatu game bagus atau nggak, aku langsung cari gameplay-nya, nonton playthrough, dan baca pendapat pemain biasa. Review dari media besar? Aku anggap itu cuma brosur marketing yang dibungkus seolah-olah objektif.
Karena pada akhirnya, yang paling tahu apakah suatu game layak dibeli atau nggak… ya kita sendiri. Bukan jurnalis yang cuma main 3 jam, terus nulis panjang lebar soal betapa “pentingnya” narasi game itu buat budaya pop. Kalau kamu juga ngerasain hal yang sama, berarti kita satu frekuensi. Jangan takut buat percaya instingmu sendiri dan suara gamers lain. Dunia game bukan cuma milik para jurnalis, tapi milik kita juga—para pemain sejati.