Call of Duty Kehilangan Identitas: Dari FPS Perang Jadi Taman Hiburan


Seiring waktu, banyak game berubah. Tapi beda cerita kalau perubahan itu bikin game kehilangan jiwanya sendiri. Itu yang sekarang aku rasain waktu main Call of Duty. Dulu, CoD dikenal sebagai game FPS dengan tema perang yang intens dan realistis. Tapi sekarang? Rasanya lebih mirip taman hiburan karakter pop culture, lengkap dengan warna-warni skin aneh dan karakter tamu yang makin absurd.


Dari Medan Perang ke Panggung Kolaborasi

Dulu waktu main Call of Duty 4: Modern Warfare atau World at War, aku bener-bener ngerasa kayak lagi di zona konflik. Adegannya gelap, suasananya serius, dan senjatanya pun realistis. Tapi sekarang? Kita bisa main sambil jadi Nicki Minaj, Snoop Dogg, Homelander, bahkan ninja dari Teenage Mutant Ninja Turtles. Buatku, itu bukan peningkatan. Itu pelecehan terhadap apa yang dulu bikin CoD spesial.


Skin Absurd dan Identitas yang Terkikis

Masalahnya bukan cuma soal “skin lucu”. Masalahnya, nuansa perang yang dulunya jadi ciri khas Call of Duty jadi hilang. Sekarang kita malah ketemu pemain dengan kostum warna neon, topeng kucing, atau efek killstreak yang terlalu dramatis. Game yang dulu dikenal karena tone seriusnya, sekarang malah ikut-ikutan trend Fortnite. Semua terasa lebih fokus ke “gaya” dan “kosmetik” daripada pengalaman militer yang mendalam.


Monetisasi Overload

Gaya ini jelas bukan tanpa alasan. Activision tau, kolaborasi dengan nama-nama besar bisa narik pemain kasual dan fans budaya pop buat beli skin. Tapi akibatnya? Identitas asli CoD dikorbankan demi duit. Udah bukan soal skill atau strategi lagi. Sekarang, siapa yang punya skin paling mahal dan paling mencolok justru lebih kelihatan di medan perang—meskipun kadang mereka mainnya payah.


Lore dan Konsistensi Jadi Rusak

Kamu inget waktu Ghost jadi karakter yang misterius dan ditakuti? Sekarang dia bisa satu tim sama Donatello dari Ninja Turtle. Gimana bisa kita masih percaya sama ceritanya kalau karakternya jadi kayak cosplay event? Semua elemen serius yang udah dibangun di campaign malah jadi bercanda waktu masuk ke multiplayer. Akibatnya, immersi hancur total.

Sumber: YouTube

Apa Fans Lama Masih Dianggap?

Jujur aja, aku mulai ngerasa CoD bukan buat aku lagi. Developer kayaknya lebih fokus cari pasar baru daripada rawat fans lama yang udah main dari zaman PS3. Kita yang suka gameplay serius dan atmosfer kelam kayaknya cuma jadi minoritas yang dilupain. Banyak yang bilang, “kan ini cuma skin, bukan gameplay.” Tapi menurutku, game bukan cuma soal gameplay. Suasana, identitas, dan tone juga bagian penting dari pengalaman main. Dan semua itu sekarang udah pudar.


Kesimpulan: CoD Sudah Kehilangan Jiwanya

Call of Duty yang dulu kita kenal udah gak ada. Yang tersisa sekarang adalah versi glossy dan penuh warna dari game yang dulunya punya kedalaman dan identitas jelas.

Kalau kamu masih berharap CoD bakal balik ke akarnya—ke masa ketika perang terasa mencekam, bukan lucu-lucuan—ya, siap-siap aja kecewa.



Lorenime

Seorang cowo biasa yang kebetulan suka main games khususnya Resident Evil

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama