Kalau kamu udah main game shooter dari era Point Blank, Call of Duty: Modern Warfare 2, atau Counter-Strike 1.6, pasti kamu sadar ada perubahan besar di genre ini. Game shooter zaman sekarang, entah itu multiplayer atau battle royale, entah kenapa malah terasa... kayak Fortnite. Banyak warna, skin aneh-aneh, joget-joget di tengah perang, sampai sistem battle pass yang berasa wajib dibeli. Nah, kalau kamu juga ngerasa begitu, tenang, kamu nggak sendiri. Banyak gamer ngerasa game-game shooter sekarang lebih mirip taman bermain daripada medan perang. Tapi kenapa bisa kayak gitu, ya?
Fortnite: Bukan Sekadar Game, Tapi Fenomena
Kita mulai dari akarnya. Fortnite bukan cuma sukses, tapi luar biasa sukses. Game ini berhasil ngegabungin banyak elemen dalam satu paket. Ada gameplay cepat ala arcade yang bikin semua umur bisa ikutan, sistem monetisasi yang bikin nagih, estetika warna-warni yang ramah buat semua umur, dan kolaborasi gila-gilaan dari Marvel, Naruto, Eminem, sampai Billie Eilish.
Fortnite bikin formula baru yang terbukti berhasil: hiburan yang bisa dikustomisasi sesuka hati, tapi tetap kompetitif. Dan inilah yang jadi panutan banyak developer lain.
Developer Game Ikutan "Ngemis" Perhatian
Setelah Fortnite meledak, banyak developer game lain langsung putar arah. Game shooter yang dulunya fokus ke realism, sekarang malah makin kartunis, penuh ability ala superhero, dan skin yang kadang nggak masuk akal sama sekali.
Contohnya bisa kamu lihat di Call of Duty: Warzone yang punya skin Godzilla, Rambo, sampai Gundam. PUBG yang dulunya realistis, sekarang penuh warna dan kolaborasi. Apex Legends yang dari awal memang punya gaya lebih "anime", makin ke sini malah terasa kayak kompetitor Fortnite versi sci-fi. Semua itu karena satu hal: perhatian. Mereka berebut perhatian pemain, terutama anak muda yang aktif di TikTok dan YouTube. Dan gaya Fortnite, ya, gampang banget viral.
Monetisasi adalah Raja, Gameplay Nomor Dua
Dulu kita beli game shooter satu kali, terus mainin online-nya sampai bosan. Sekarang? Game shooter gratis semua. Tapi jangan salah, gratis di awal, bayar di belakang lewat skin, battle pass, loot box, dan segala kosmetik.
Fortnite ngajarin industri bahwa uang gede justru datang dari kosmetik, bukan penjualan game. Jadi wajar kalau game sekarang lebih mikirin skin dan efek mewah ketimbang map balance atau mekanik tembak-menembaknya.
Casual Lebih Untung daripada Hardcore
Developer juga sadar, lebih gampang narik jutaan pemain kasual daripada mempertahankan segelintir pemain hardcore.
Anak SMP yang pengin joget sambil nembak lebih banyak daripada veteran CS yang pengen smoke-trap di Inferno. Jadilah banyak game shooter sekarang nggak lagi fokus ke "skill", tapi ke gaya main yang lebih santai, fun, dan seru buat ditonton.
Konten Viral Lebih Penting daripada Kompetisi
Sekarang coba deh buka TikTok atau YouTube Shorts. Isinya bukan highlight aim presisi atau clutch 1v4 lagi. Tapi video-video tentang skin baru yang bisa nembak sambil jadi kucing, combo ability paling absurd di Apex Legends, atau skin Gundam di CoD Warzone yang bisa terbang.
Ini bukan kebetulan. Developer sadar, konten viral itu promosi gratis. Jadi mereka desain game-nya biar streamer-friendly, bukan semata-mata buat gamer kompetitif.
![]() |
Sumber: PC Gamer |
Apakah Ini Salah? Belum Tentu
Mungkin kamu mikir, "Game shooter sekarang jadi nggak serius." Tapi di sisi lain, genre ini jadi lebih inklusif. Anak-anak bisa main, orang tua bisa ikutan, dan yang penting: semua bisa tampil unik lewat kosmetik.
Tapi ya, buat kamu yang pengen shooter dengan desain klasik—game yang fokus ke map control, positioning, dan aim skill—kamu harus cari yang lebih niche, kayak Escape from Tarkov, Hell Let Loose, atau Insurgency: Sandstorm. Game-game itu mungkin nggak sepopuler Warzone atau Fortnite, tapi tetap menjaga cita rasa asli genre shooter.
Kesimpulan: Fortnite Sudah Jadi "Template" Baru
Fortnite bukan sekadar game—dia adalah template. Sebuah cetakan buat game-game shooter baru. Dan selama tren ini masih menghasilkan uang dan konten viral, kemungkinan besar industri bakal terus ngikutin arah itu.
Tapi tenang, selalu ada ruang buat perubahan. Dunia game itu siklus. Bisa jadi, nanti akan muncul tren baru yang mengembalikan kejayaan game shooter klasik. Tapi untuk sekarang, ya siap-siap aja main sambil joget.