Kalau dipikir-pikir, industri game AAA sekarang itu aneh banget. Banyak developer masih terobsesi bikin grafik super realistis, padahal kenyataannya grafik realis udah nyampe titik jenuh sejak beberapa tahun lalu. Hasilnya? Game makin berat, makin sering bug, dan makin bikin gamer frustasi.
Menurutku, daripada terus maksa ke arah realisme yang mentok, developer harus lebih fokus ke optimalisasi. Karena ujung-ujungnya, gamer bakal lebih menghargai game yang jalan lancar ketimbang game dengan grafik ultra yang nggak bisa dimainkan dengan normal.
Realisme Itu Sudah Ada Batasnya
Kalau kita mundur sedikit ke 2018, game kayak Red Dead Redemption 2 atau Battlefield V udah nunjukin realisme tingkat dewa. Detail tekstur, animasi karakter, bahkan pencahayaan alam udah nyaris sempurna. Setelah itu, peningkatan grafis lebih banyak di hal-hal kecil kayak ray tracing atau tekstur 8K.
Tapi masalahnya, buat gamer biasa, hal itu hampir nggak kelihatan. Beda banget sama lompatan era PS2 ke PS3, atau PS3 ke PS4, di mana grafik bener-bener bikin rahang jatuh. Jadi kalau sekarang developer masih ngejar realisme, itu sebenarnya udah nggak punya impact besar lagi.
Optimalisasi yang Jadi Korban
Masalah utama dari obsesi grafis realistis adalah optimalisasi yang sering diabaikan. Berapa banyak game AAA sekarang yang rilis dalam kondisi amburadul?
-
Cyberpunk 2077 waktu launch bahkan jadi bahan meme karena bug di mana-mana.
-
The Last of Us Part I PC port hancur performanya di PC mid-range.
-
Star Wars Jedi: Survivor awalnya hampir mustahil jalan stabil kecuali di PC monster.
Semua kasus ini terjadi karena developer lebih sibuk bikin game kelihatan realistis daripada memastikan game bisa dimainkan dengan lancar. Padahal apa gunanya grafik realistis kalau game nge-lag, drop fps, atau bahkan crash?
Game Harusnya Aksesibel, Bukan Eksklusif PC Sultan
Kalau tren ini terus dilanjutkan, game AAA makin lama bakal jadi produk eksklusif buat gamer dengan PC super mahal atau konsol terbaru. Padahal mayoritas gamer ada di kalangan yang pakai hardware standar. Di sinilah optimalisasi seharusnya jadi prioritas. Developer harus bisa bikin game yang tetap kelihatan bagus tapi juga jalan mulus di berbagai perangkat. Resident Evil 4 Remake bisa jadi contoh bagus: grafis tetap cakep, tapi masih cukup ringan dan stabil di banyak PC.
Dengan optimasi yang baik, game bisa dinikmati lebih banyak orang, bukan cuma segelintir gamer yang punya rig seharga motor.
Optimalisasi = Pengalaman Lebih Berharga
Menurutku, optimalisasi itu bukan cuma soal teknis. Itu soal menghargai waktu dan uang gamer. Gamer mau ngeluarin duit buat game, mereka berhak dapat pengalaman main yang stabil, bukan jadi beta tester buat patch berikutnya.
Kalau developer serius ngejar optimasi, banyak manfaat yang bisa didapat: Replay value lebih tinggi. Gamer bakal balik main kalau game stabil dan nyaman dijalankan. Komunitas lebih besar. Semakin banyak orang bisa main, makin besar juga komunitas yang terbentuk. Reputasi studio naik. Developer yang terkenal dengan game ringan tapi tetap indah visualnya bakal lebih dihormati ketimbang yang rilis game “cantik tapi rusak”.
![]() |
Sumber: YouTube |
Saatnya Berhenti Kejar Ilusi Realisme
Jujur aja, udah nggak ada lagi alasan buat ngejar realisme ekstrem. Gamer nggak butuh tekstur pori-pori kulit 16K kalau game nggak bisa jalan di 60 fps. Gamer nggak peduli kalau pantulan cahaya super realistis kalau karakternya nyangkut di tembok gara-gara bug.
Yang dibutuhkan sekarang adalah game yang stabil, optimal, dan punya identitas visual kuat. Realisme boleh ada, tapi jangan sampai mengorbankan pengalaman bermain. Karena pada akhirnya, orang main game buat fun, bukan buat pamer GPU seharga kulkas.
Penutup: Optimalisasi Adalah Masa Depan
Industri game AAA perlu sadar bahwa mereka nggak bisa lagi jual game cuma dengan janji “grafik realistis next-gen”. Itu udah basi. Gamer lebih peduli pada pengalaman mulus, gameplay solid, dan dunia yang enak dijelajahi tanpa hambatan teknis.
Kalau developer berani ubah fokus ke optimalisasi, bukan cuma gamer yang diuntungkan, tapi juga industri secara keseluruhan. Karena game bagus itu bukan yang paling realistis, tapi yang paling bisa bikin kita betah main tanpa mikirin spek PC tiap detik.